UTS PENGANTAR EKONOMI SIGIT PRIYO UTOMO 01223045

 

UTS PENGANTAR EKONOMI

 

NAMA            : Sigit Priyo Utomo

NIM                : 01223045

PRODI            : Manajemen

 

JAWABAN

1.     1. Salah satu titik awal kelahiran ilmu ekonomi makro adalah adanya permasalahan ekonomi jangka pendek yang tidak dapat diatasi oleh teori ekonomi klasik. Masalah jangka pendek ekonomi tersebut yaitu inflasi dan pengangguran.

 

2.    2.  dikotomi klasik adalah gagasan, yang dikaitkan dengan ilmu ekonomi klasik dan pra- Keynesian , bahwa variabel riil dan nominal dapat dianalisis secara terpisah. Tepatnya, suatu perekonomian menunjukkan dikotomi klasik jika variabel riil seperti output dan tingkat bunga riil dapat dianalisis sepenuhnya tanpa mempertimbangkan apa yang terjadi pada variabel nominalnya, nilai uang dari output dan tingkat bunga. Secara khusus, ini berarti bahwa PDB riil dan variabel riil lainnya dapat ditentukan tanpa mengetahui tingkat jumlah uang beredar nominal atau tingkat inflasi . Suatu perekonomian menunjukkan dikotomi klasik jika uang bersifat netral , hanya mempengaruhi tingkat harga, bukan variabel riil. [ kutipan diperlukan ] Dengan demikian, jika dikotomi klasik berlaku, uang hanya mempengaruhi harga absolut daripada harga relatif antar barang.

 

3.      3. pendapatan per kapita dianggap tidak mencukupi karena gagal memperhitungkan aspek-aspek penting ekonomi, gagal untuk mencakup berbagai fitur kehidupan non-ekonomi, dan mengabaikan keberlanjutan.

 

4.      4. Koefisien Gini adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan atau distribusi pendapatan di suatu negara. Rentang nilai Koefisien Gini adalah antara 0 hingga 1, di mana semakin dekat nilai ke 1 menunjukkan tingkat ketimpangan yang lebih tinggi. Jika Koefisien Gini Indonesia menunjukkan angka 0,31-0,41 pada tahun 2018, artinya angka tersebut mengindikasikan adanya ketimpangan dalam distribusi pendapatan di negara tersebut. Meskipun tidak memberikan gambaran lengkap tentang tingkat kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, Koefisien Gini yang lebih tinggi menggambarkan adanya kesenjangan pendapatan yang lebih besar antara kelompok masyarakat. Namun, penting untuk dicatat bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh tingkat ketimpangan pendapatan, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, lapangan kerja, dan perlindungan sosial. Oleh karena itu, angka Koefisien Gini saja tidak dapat memberikan gambaran lengkap tentang tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Evaluasi yang lebih komprehensif dan data yang lebih luas perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang situasi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

 

5.      5. b. Ketimpangan neraca pembayaran Indonesia

c. Kenaikan harga pangan dan BBM yang mengakibatkan kenaikan pada laju inflasi

 

 

6.     6.  Menggunakan fungsi konsumsi C=a+bY, dan fungsi tabung S=-a+sY

 

Saat masih menganggur berarti Y=0, sehingga C = a + 0

Jadi a = 150.000

 

Saat Y = 400.000, S = 50.000

Jadi, S=-a+sY

50.000 = -150.000 + s x 400.000

400.000s = 200.000

s=0.5

 

Saat Y = 500.000

S=-a+sY

S=-150.000 + 0.5x500.000

S=-150.000 + 250.000

S=100.000

 

Note :

b = MPC

s = MPS



7.     7. C = a + bY

S = -a + (1-b)Y

 

ket :

 

C = Tingkat Konsumsi

S = Tingkat Tabungan

Y = pendapatan

a = konstanta yang menunjukkan tingkat konsumsi saat pendapatan = 0

b = konstanta yang menunjukkan MPC

 

Marginal Propensity to Consume (MPC) adalah perubahan konsumsi   sebagai akibatperubahan pendapatan. Rumusnya yaitu :

 

MPC = ΔC/ΔY

 

Fungsi Konsumsi :

 

C = a + bY

C = 20.000 + 0,5Y

 

maka, fungsi tabungan :

 

S = -a + (1-b)Y

S = -20.000 + (1 - 0,5)Y

S = -20.000 + 0,5Y

 

dengan memasukkan besar pendapatan nasional (Y) yang kita ketahui ke dalam fungsi tabungan agar dapat mengetahui besarnya tabungan :

 

S = -20.000 + 0,5Y

S = -20.000 + 0,5(200.000)

S = -20.000 + 100.000

S = 80.000

 

Jadi, besarnya pendapatan keseimbangan adalah Rp 80.000

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KASUS PELANGGARAN ETIKA